Selasa, 03 Februari 2009

Apa harus begini caranya ? ? ?


Mungkin, kita semua sudah tahu apa yg terjadi pada hari selasa, 3 januari yg lalu.....
seorang ketua DPRD tewas setelah dikeroyok massa penuntut pemekaran, provinsi tapanuli...


saya bingung,,, apa ini penerapan demokrasi di Indonesia setelah berjalan dalam masa 10 tahun reformasi,,
apa ini yg diharapkan oleh para pejuang reformasi untuk kehidupan demokrasi di Indonesia
apa ini yg mesti dilakukan oleh mahasiswa,masyarakat dan orang-orang yg ingin memperjuangkan aspirasinya.....
BULLSHIT

bukan ini yg seharusnya terjadi, saya cuma bisa geleng2 kepala menyaksikan tayangan televisi hari itu,,
seanarkis itukah rakyat Indonsia sekarang,,
inikah yg mereka lakukan untuk menyatakan pendapatnya???

hal itu cuma menyisakan tanda tanya besar ? ? ?

lalu bagaimana yg seharusnya....

sebagai masyarakat yg beradab kita harusnya tau cara dan prosedurnya
jangan pakai otot dan kekerasan,,
contoh,, saya sebagai mahasiswa ingin kalau cara2 seperti itu tidak dilakukan lagi,, sudah basi,,,..kalian2 itu cuma buang2 keringat,, darah dan tenaga...
kalau ingin didengarkan beljarlah untuk mendengarkan terlebih dahulu...
lakukan semua dengan moderat dan lebih punya arti.......

banyak cara lain yg dapat dilakukan selain dengan cara itu...banyak..
tinggal, bagaimana kesadaran kita semua untuk bisa lebih peduli,,untuk lebih mencintai bangsa kita sendiri,,,
tentunya ini harapan kita semua ..
tolong jangan terulang lagi...









TONSILITIS


BAB I

PENDAHULUAN


I.1 Sistem Respirasi

Sistem respirasi adalah sistem dimana terdapat kombinasi antara alat-alat pernapasan, saluran napas dan kerja atau proses yang terjadi di dalamnya yang berhubungan dengan proses pertukaran gas dari luar tubuh ke dalam tubuh beserta dengan pemanfaatannya di dalam tubuh, fungsi sistem respirasi antara lain :

  1. Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan sistem aliran darah.

  2. Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru.

  3. Melindungi permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperatur, dan berbagai keadaan lingkungan yang merugikan atau melindungi sistem respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari patogen.

  4. Sumber produksi suara termasuk untuk berbicara, menyanyi, dan bentuk komunikasi lainnya.

  5. Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya reseptor olfactory di superior portion pada rongga hidung.

Sistem respirasi juga dibagi menurut divisinya, yakni :

1. Divisi konduksi

Divisi ini dimulai dari rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, himgga terminal bronkiolus

2. Divisi respirasi

Divisi ini dimulai dari bronkiolus hingga alveoli, udara memenuhi kantung paru-paru dan terjadilah pertukaran gas antara udara dan darah.

I.2 Anatomi Dasar Saluran Pernafasan Atas

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan. Saluran nafas atas adalah seluruh jalan yang dilewati udara dari hidung, nasofaring sampai laryng.


I.3 Mekanisme Respirasi


Secara umum, respirasi terdiri dari 2 proses: respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi eksternal meliputi pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) antara cairan interstisial tubuh dengan lingkungan luar. Tujuan dari respirasi eksternal adalah untuk memenuhi kebutuhan respirasi sel. Respirasi internal adalah proses absorpsi oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari sel. Proses respirasi internal ini disebut juga respirasi selular, terjadinya di mitokondria.

Berikut adalah tahapan-ahapan dalam respirasi eksternal:

1. Ventilasi pulmoner atau bernapas, melibatkan perpindahan udara secara fisik keluar masuk paru-paru.

2. Difusi gas, melewati membran respiratori antara ruangan alveolar dan kapiler alveolar serta melewati kapiler alveolar dan kapiler jaringan.

3. Transportasi oksigen dan karbon dioksida; antara kapiler alveolar dan kapiler jaringan.


Ventilasi Pulmoner

Adalah perpindahan udara secara fisik keluar masuk paru-paru. Fungsi utamanya adalah untuk menjaga keseimbangan ventilasi alveolar. Tekanan atmosfer memiliki peranan penting dalam ventilasi pulmoner.

Menurut hukum Boyle, tekanan berbanding terbalik dengan volume. Udara akan mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Kedua hukum ini merupakan dasar dari ventilasi pulmoner. Satu siklus respirasi tunggal terdiri dari inhalasi/inspirsi dan ekshalasi/ekspirasi. Keduanya melibatkan perubahan volume paru-paru. Perubahan ini menciptakan gradien tekanan yang memindahkan udara keluar atau masuk paru-paru.

Kedua paru-paru memiliki rongga pleural. Parietal dan viseral pleura dipisahkan hanya oleh selaput tipis cairan pleural. Perbandingan ikatan cairan terjadi antara parietal pleural dan viseral pleura Hasilnya, permukaan masing-masing menempel pada bagian dalam dada dan permukaan superior diafragma. Pergerakan dada dan diafragma ini akan menyebabkan perubahan volume paru-paru. Volume rongga toraks berubah ketika diafragma berubah posisinya atau tulang rusuk bergerak.

Saat diafragma berkontraksi, volume rongga toraks akan bertambah, ketika diafragma berelasasi, volume rongga toraks akan berkurang. Sementara pergerakan superior rusuk dan tulang belakang menyebabkan volume rongga toraks bertambah. Pergerakan inferior rusuk dan tulang belakang menyebabkan volume rongga toraks berkurang.

Saat bernapas dimulai, tekanan di dalam dan luar paru-paru sama, tidak ada pererakan keluar masuk paru-paru. Saat rongga toraks membesar, rongga pleural dan paru-paru akan berekspansi untuk memenuhi rongga dada yang membesar. Ekspansi ini mengurangi tekanan paru-paru, maka udara dapat memasuki saluran pernapasan karena tekanan dalam paru-paru lebih rendah dari tekanan luar. Udara terus masuk sampai volume paru-paru berhenti bartambah dan tekanan di dalam sama dengan tekanan udara luar. Saat volume rongga toraks berkurang, tekanan alam paru-paru naik sehingga udara dari paru-paru dikeluarkan dari saluran pernapasan.

Compliance paru-paru merupakan indikasi kemampuan perluasan paru-paru, bagaimana paru-paru dengan mudahnya mengembang dan mengempis. Semakin rendah compliance, semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk mengisi dan mnegosongkan paru-paru. Semakin besar compliance, semakin mudah bagi paru-paru, semakin mudah paru-paru untuk mengisi dan mengosongkan paru-paru. Factor yang mempengaruhi compliance adalah:

· Struktur jaringan penghubung dari paru-paru. Kehilangan jaringan penghubung menghasilkan kerusakan alveolar, seperti pada emfisema, yang meningkatkan compliance

· Produksi surfaktan, pada saat ekshalasi, alveoli yang kolaps karena produksi surfaktan yang tidak mencukupi, seperti pada respiratory distress syndrome, mengurangi compliance paru-paru

· Mobilitas rongga toraks, arthritis atau kelainan skelet lainnyamempengaruhi artikulasi rusuk atau kolom spinal juga mengurangi compliance


Pertukaran gas oksigen dan Karbondioksida

Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida antara udara alveolar dan darah pulmoner terjadi melalui difusi pasif. peristiwa ini mengikuti dua hukum gas, yaitu Hukum Dalton dan Hukum Henry. Hukum Dalton penting untuk memahami peristiwa penurunan tekanan gas melalui proses difusi, sedangkan hukum Henry menjelaskan bahwa kelarutan gas mempengaruhi kecepatan difusinya.

Tekanan parsial gas-gas tersebut menentukan pergerakan oksigen dan karbon dioksida antara atmosfer dan paru-paru, antara paru-paru dan darah, dan antara darah dengan sel-sel tubuh. Setiap gas berdifusi melalui membran permeabel dari daerah dengan tekanan parsial lebih tinggi ke daerah dengan tekanan parsial lebih rendah. semakin besar perbedaan tekanan parsial, maka laju difusi gas akan semakin cepat.

Dibandingkan dengan udara yang masuk ke paru-paru, udara alveolar memiliki lebih sedikit O2 dan lebih banyak CO2. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, pertukaran gas di alveoli meningkatkan komposisi CO2 dan menurunkan konsentrasi O2 udara alveolar. Kedua, ketika udara masuk melalui saluran pernafasan, udara tersebut dilembabkan. peningkatan konsentrasi uap air menyebabkan penurunan konsentrasi O2. sebaliknya, udara yang dikeluarkan dari paru-paru mengandung lebih banyak O2 dan lebih sedikit CO2 daripada udara alveolar karena udara yang dikeluarkan sebagian bercampur dengan udara pada dead space yang tidak ikut berpartisipasi dalam pertukaran gas.

Laju pertukaran gas sistemik dan pulmoner dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Perbedaan tekanan parsial gas-gas; semakin besar perbedaan tekanan parsial gas-gas, maka lajudifusi semakin cepat.

  • Luas permukaan pertukaran gas; jika luas permukaan pertukaran gas semakin besar, maka laju difusi akan bertambah dan sebaliknya.

  • Jarak difusi; laju difusi akan semakin besar jika jarak difusinya semakin kecil.

  • Berat molekul dan kelarutan gas; kelarutan gas yang besar akan mempercepat laju difusi, sedangkan besar molekul yang besar memperlambat laju difusi.


I.4 Tonsil (Amandel)

Dengan adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran khususnya dalam bidang radiologi, yaitu dengan diperkenal-kannya sefalometri dan laminagrafis,ini memungkinkan untuklebih mudah mempelajari bentuk anatomi saluran pernapasan,baik yang ada di hidung maupun di tenggorok (nasofaring). Teknik ini dapat pula merupakan pembantu Diagnosis dalam menentukan perbandingan antara besar jaringan adenoid dan dimensi saluran nasofaring. Secara singkat akan diterangkan tentang anatomi tonsil dan adenoid serta hubungannya dengan saluran pernapasan.

Jaringan adenoid (faringeal tonsil). mulai dapat dilihat secara radiologik pada anak betusia 6 bulan. Jaringan itu terletak pada atap dan dinding posterior nasofaring. Pada film Rontgen lateral terlihat sebagai suatu tonjolan yang menghadap permukaan superior palaturn molle. Pada usia 2 - 3 tahun maka jaringan itu akan tampak agak membesar sebagai body protector, kemudian pada usia 11 – 12 tahun akan tampak lebih besar lagi, tapi kemudian akan mengecil dan menjadi atrofis pada usia dewasa. Kadangkadang dapat dijumpai pembesaran adenoid yang tidak normal, sehingga dapat menyumbat saluran nasofaring, ini dapat mengakibatkan terjadinya kelainan dento fasial

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Tonsilla Palatina

Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini. Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis.1,2,3,7

Tonsila palatina terletak antara arkus/pilar anterior (muskulus palatoglosus) dan arkus/pilar posterior (muskulus pala-tofaringeus) dan pada orofaring. Secara radiologik pada film Rontgen lateral akan nampak seperti menggantung pada ujung bawah palatum molle. Kalau terjadi pembesaran tonsil, maka ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran pernapasan. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan dan masih merupakan perdebatan di kalangan dunia kedokteran maupun kedokteran gigi, yaitu misalnya : sejauh manakah peranan imunologi tonsil dan adenoid, Bilamanakah tindakan tonsilektomi atau adenoidektomi paling tepat dilakukan, Dan apakah tindakan ton-silektomi atau adenoidektomi dapat mengurangi peradangan pada saluran pernapasan bagian atas, Atau dapat memperbaiki pendengaran, Atau dapat memperbaiki bentuk kranio fasial, Apakah tidak ada alternatif lain selain tindakan pembedahan, misalnya dilakukan tindakan konservatif dengan terapi antibiotika.


II.2 Tonsilitis

Amandel (tonsil) sebenarnya adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. Karena posisinya,banyak benda asing yang melaluinya dan bisa menimbulkan infekis.Tonsiltritus (bercak kotoran putih-putih seperti butiran beras). Pada kondisi demikian, infeksipadatonsil harus diperhatikan dengan serius karena dapat berfungsi sebagaisarang penyebar infeksi berat. Penjalarannya bisa menimbulkan antara
lain demam rheumatik yang dapat mengenai persendian dan jantung,
nefritis (infeksi pada ginjal), infeksi pada mata atau radang pada
selaputotak.

Pembesaran tonsil diukur menurut derajatnya terhadap uvula (jaringan
kecil di bagian atas pintu masuk dari mulut ke faring). Semakin besar,
akan makin mendekati uvula. Ada yang membagi menjadi 4 skala, ada yang
membagi 3 skala.
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel).
Tonsilitis sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak. Tonsilitis ditandai dengan keadaan amandel yang merah dan membengkak. Anda juga dapat melihat adanya bintik-bintik putih pada amandel. Tanda-tanda dan gejala terjadinya tonsilitis lain adalah :

  1. Tenggorokan sakit

  2. Sulit atau sakit saat menelan

  3. Sakit kepala

  4. Demam dan kedinginan

  5. Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) disekitar rahang dan leher.

  6. Kehilangan suara

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak tenggorokan). Tonsil berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa 'dikalahkan' oleh infeksi bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsilitis. Infeksi juga bisa terjadi di tenggorokan dan daerah sekitarnya, menyebabkan faringitis

Saat bakteri dan virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut anda, amandel berperan sebagai filter—menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Ini akan menyebabkan infeksi ringan pada amandel anda, yang akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi dimasa yang akan datang. Akan tetapi, kadang-kadang amandel sudah kewalahan menahan infeksi bakteri atau virus. Inilah yang menyebabkan terjadinya tonsilitis.
Ada berbagai macam virus dan bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya radang amandel, termasuk virus yang menyebabkan mononucleosis (virus Epstein-Barr) dan bakteri yang menyebabkan terjadinya radang tenggorokan (Streptococcus pyogenes). Tonsilitis adalah kondisi yang sering terjadi, terutama pada anak-anak. Virus dan bakteri cenderung untuk berkembang pada orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain, seperti di sekolah atau di fasilitas penitipan anak.

Gejalanya berupa nyeri tenggorokan yang semakin parah jika penderita menelan. Nyeri Seringkali dirasakan di telinga karena tenggorokan dan telinga memiliki persarafan yang sama.Anak-anak yang lebih kecil biasanya tidak mengeluhkan tenggorokannya nyeri, tetapi mereka tidak mau makan.Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala dan muntah.

Meskipun tonsilitis sendiri biasanya bukan merupakan penyakit yang serius, tonsilitis dapat berkembang menjadi suatu Komplikasi penyakit bila tidak mendapatkan perawatan. Hubungi dokter anda bila anda mengalami sakit tenggorokan:


· Yang sudah berlangsung lebih dari 48 jam
· Yang semakin parah
· Yang diikuti dengan tanda dan gejala-gejalan lain

· Banyak keluar air liur
· Kesulitan untuk makan atau minum
· Kesulitan untuk bernapas

Dokter akan memeriksa amandel dan bagian belakang tenggorokan anda untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti adanya warna kemerahan atau nanah. Bila amandel anda kelihatan mengalami infeksi dan anda mengalami tanda-tanda dan gejala lain yang mengarah pada radang tenggorokan, anda akan menjalani uji usap tenggorokan. Dengan tes yang sederhana ini, dokter akan mengusapkan semacam kasa steril pada bagian belakang tenggorokan anda untuk mendapatkan sampel air liur. Tes ini tidak menyakitkan, tapi dapat menyebabkan anda sedikit tercekat.
Sampel yang telah diambil akan diperiksa di dalam lab untuk melihat ada tidaknya bakteri streptokokus. Hasil tes dapat dilihat dalam hitungan menit atau jam, bergantung pada metode pengujian yang digunakan. Bila tes ini menunjukkan hasil yang positif, anda perlu minum antibiotik untuk mengobati infeksi yang anda alami.

Bila tidak mendapatkan perawatan, tonsilitis dapat menyebabkan banyak nanah yang terkumpul diantara amandel dan jaringan lunak yang ada disekitarnya. Hal ini disebut sebagai abses. Abses yang meliputi bagian yang cukup luas dapat terjadi pada jaringan lunak yang terdapat pada bagian atas mulut (soft palate). Kadang-kadang pembengkakan yang terjadi begitu besar sehingga bagian atas mulut dan lidah bertemu, sehingga menutup jalan udara dan membuat anda sulit sekali menelan. Meskipun jarang terjadi, abses dapat menyebar ke dalam aliran darah atau tenggorokan.
Ada beberapa jenis bakteri strepkokus yang selain menyebabkan terjadinya tonsilitis juga dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada ginjal (nephritis) atau demam rematik, suatu kondisi serius yang dapat mengganggu kerja liver, sendi, sistem syaraf dan kulit.


II.3 Jenis-jenis Tonsilitis

1. Tonsilitis Akut

Etiologi

Tonsillitis akut ini lebih disebabkan oleh kuman grup A Streptokokus beta hemolitikus, pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes. Virus terkadang juga menjadi penyebab penyakit ini. Tonsillitis ini seringkali terjadi mendadak pada anak-anak dengan peningkatan suhu 1-4 derajat celcius.5,6

Patofisiologi

Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila kuman ini terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi, terjadi pembendunagn radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.6

Manifestasi Klinik

Tonsillitis Streotokokus grup A harus dibedakan dri difteri, faringitis non bacterial, faringitis bakteri bentuk lain dan mononucleosis infeksiosa. Gejala dan tanda-tanda yang ditemukan dalam tonsillitis akut ini meliputi suhu tubuh naik hingga 40o celcius, nyeri tenggorok dan nyeri sewaktu menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di persendian, tidak nafsu makan, dan rasa nyeri di telinga. Pada pemeriksaan juga akan nampak tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna akan tertutup oleh membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan. 4,5,6

Komplikasi

Otitis media akut (pada anak-anak), abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septicemia, bronchitis, nefritis akut, miokarditis, dan arthritis.6

Pemeriksaan

1) Tes Laboratorium

Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.4

2) Pemeriksaan penunjang

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.6

3) Terapi

Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.5

Perawatan

Perawatan yang dilakukan pada penderita tonsillitis biasanya dengan perawatan sendiri dan dengan menggunakan antibiotic. Tindakan operasi hanya dilakukan jika sudah mencapai tonsillitis yang tidak dapat ditangani sendiri.

1) Perawatan sendiri

Apabila penderita tonsillitis diserang karena virus sebaiknya biarkan virus itu hilang dengan sendirinya. Selma satu atau dua minggu sebaiknya penderita banyak istirahat, minum minuman hangat juga mengkonsumsi cairan menyejukkan.1

2) Antibiotik

Jika tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotic yang akan berperan dalam proses penyembuhan. Antibiotic oral perlu dimakan selama setidaknya 10 hari. 1

3) Tindakan operasi

Tonsillectomy biasanya dilakukan pada anak-anak jika ank mengalami tonsillitis selama tujuh kali atau lebih dalam setahun, anak mengalami tonsillitis lima kali atau lebih dalam dua tahun, amandel membengkak dan berakibat sulit bernafas, adanya abses. 1,8

  1. Tonsilitis Membranosa

Ada beberapa macam penyakit yang termasuk dalam tonsillitis membranosa beberapa diantaranya yaitu Tonsilitis difteri, Tonsilitis septic, serta Angina Plaut Vincent. 5

2.1 Tonsilitis difteri

Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah Corynebacterium diphteriae yaitu suatu bakteri gram positis pleomorfik5penghuni saluran pernapasan atas yang dapat menimbulkan abnormalitas toksik yang dapat mematikan bila terinfeksi bakteriofag.

Patofisiologi

Bakteri masuk melalui mukosa lalu melekat serta berkembang biak pada permukaan mukosa saluran pernapasan atas dan mulai memproduksi toksin yang merembes ke sekeliling lalu selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh melalu pembuluh darah dan limfe. Toksin ini merupakan suatu protein yang mempunyai 2 fragmen yaitu aminoterminal sebagai fragmen A dan fragmen B, carboxyterminal yang disatukan melalui ikatan disulfide.3

Manifestasi klinis

Tonsillitis difteri ini lebih sering terjadi pada anak-anak pada usia 2-5 tahun. Penularan melalui udara, benda atau makanan uang terkontaminasai dengan masa in kubasi 2-7 hari. Gejala umum dari penyaki ini adalah terjadi kenaikan suhu subfebril, nyeri tnggorok, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, dan nadi lambat. Gejala local berupa nyeri tenggorok, tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor makin lama makin meluas dan menyatu membentuk membran semu. Membran ini melekat erat pada dasar dan bila diangkat akan timbul pendarahan. Jika menutupi laring akan menimbulkan serak dan stridor inspirasi, bila menghebat akan terjadi sesak nafas. Bila infeksi tidak terbendung kelenjar limfa leher akan membengkak menyerupai leher sapi. Gejala eksotoksin akan menimbulkan kerusakan pada jantung berupa miokarditis sampai decompensation cordis . 5,6

Komplikasi

Laryngitis difteri, miokarditis, kelumpuhan otot palatum mole, kelumpuhan otot mata, otot faring laring sehingga suara parau, kelumpuhan otot pernapasan, dan albuminuria. 6

Diagnosis

Diagnosis tonsillitis difteri harus dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis karena penundaan pengobatan akan membahayakan jiwa penderita. Pemeriksaan preparat langsung diidentifikasi secara fluorescent antibody technique yang memerlukan seorang ahli. Diagnosis pasti dengan isolasi C, diphteriae dengan pembiakan pada media Loffler dilanjutkan tes toksinogenesitas secara vivo dan vitro. Cara PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat membantu menegakkan Diagnosis tapi pemeriksaan ini mahal dan masih memerlukan penjagn lebih lanjut untuk menggunakan secara luas. 3

Pemeriksaan

1) Tes Laboratorium

Dilakukan dengan cara preparat langsung kuman(dari permukaan bawah membrane semu). Medium transport yang dapat dipaki adalah agar Mac conkey atauLoffler. 3

2) Tes Schick (tes kerentnan terhapad dihteria) 3

3) Terapi

Anti difteri serum diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyakit itu. 6

Pengobatan

Tujuan dari pengobatan penderita diphtheria adalah menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnya, mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi minimal, mengeliminasi C.diphteria untuk mencegah penularan serta mengobati infeksi penyerta dan penyulit diphtheria. Secara umum dapat dilakukan dengan cara istirahat selama kurang lebih 2 minggu serta pemberian cairan.

Secara khusus dapat dilakukakan dengan pemberian 3:

1) Antitoksin : serum anti diphtheria (ADS)

2) Anti microbial : untuk menghentikan produksi toksin, yaitu penisilin prokain 50.000-100.000 KI/BB/hariselama 7-10 hari, bila alergi diberikan eritromisin 40 mg/kg/hari.

3) Kortikosteroid : diberikan kepada penderita dengan gejala obstruksi saluran nafas bagian atas dan bila terdapat penyulit miokardiopati toksik.

4) Pengobatan penyulit : untuk menjaga agar hemodinamika penderita tetap baik oleh karena penyulit yang disebabkan oleh toksin umumnya reversible.

5) Pengobatan carrier : ditujukan bagi penderita yang tidak mempunyai keluhan.

Pencegahan

Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan pada diri anak serta memberikan penyuluhan tentang penyakit ini pada anak-anak. Selain itu juga diberikan imunisasi yang terdiri dari imunisasi DPT dan pengobatan carrier. 3

Tes kekebalan

1) Kekebalan aktif diperoleh dengan cara inapparent infection dan imunisasi dengan toksoid diphtheria. 3

2) Kekebalan pasif diperoleh secara transplasental dari ibu yang kebal terhadap diphtheria (sampai 6 bulan) dan suntikan antitoksin (2-3 minggu). 3

2.2 Tonsilitis Septik

Penyebab dari tonsillitis ini adalah Streptokokus hemolitiku yang terdapat dala susu sapi sehingga dapat timbul epidemic. Oleh karena itu perlu adanya pasteurisasi sebelum mengkonsumsi susu sapi tersebut. 5

2.3 Angina Plaut Vincent

Etiologi

Penyakit ini disebabkan karena kurangnya hygiene mulut, defisiensi vitamin C serta kuman spirilum dan basil fusi form. 5


Manifestasi klinis

Penyakit ini biasanya ditandai dengan demam sampai 39o celcius, nuyeri kepala, badan lemah, dan terkadang terdapat gangguan pencernaan. Rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi, dan gusi berdarah. 5,6

Pemeriksaan

Mukosa mulut dan faring hiperemis, tampak membrane putih keabuan di atas tonsil, uvula, dinding faring, gusi serta prosesus alveolaris, mulut berbau dan kelenjar submanibula membesar. 5

Pengobatan

Memperbaiki hygiene mulut, antibiotika spectrum lebar selama 1 minggu, juga pemberian vitamin C dan B kompleks. 5

  1. Tonsilitis Kronis

Etiologi

bakteri penyebab tonsillitis kronis sama halnya dengan tonsillitis akut , namun terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan Gram negatif. 6

Faktor presdisposisi

Mulut yang tidk hygiene, pengobatan rdang akut yang tidak adekuat, rangsangan kronik karena rokok maupun makanan. 6

Patofisiologi

Karena proses rang berulang maka epitel mukosa dan jarinagn limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. 6

Manifestasi klinis

Adanya keluhan pasien di tenggookan seperti ada penghalang, tenggorokan terasa kering, pernapasan berbau. Sat pemeriksaan ditemukan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus. 6

Komplikasi

Timbul rhinitis kronis, sinusitis atau optitis media secara perkontinuitatum, endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, uveitis, iridosiklitus, dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkulosis. 6

Pemeriksaan

1) Terapi 6

Terapi mulut (terapi lokal) ditujukan kepada hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap.

Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa tidak berhasil.

2) Faktor penunjang 6

Kultur dan uji resistensi kuman dari sedian apus tonsil.

Indikasi tonsilektomi5,8

1) Sumbatan

1.1) Hiperplasia tonsil dengan sumbatan jalan nafas

1.2) Gangguan menelan

1.3) Gangguan berbicara

2) Infeksi

2.1) Infeksi telinga tengah berulang

2.2) Rinitis dan sinusitis yang kronis

2.3) Peritonsiler abses

2.4) Tonsilitis kronis dengan gejala nyeri tenggorok yang menetap

3) Kecurigaan adanya tumor jinak atau ganas

II. 4 Penatalaksanaan

Tonsilitis biasanya diobati dengan perawatan sendiri atau dengan menggunakan antibiotik. Meskipun operasi bukan lagi merupakan perawatan standar untuk tonsilitis, pada kasus-kasus tertentu tindakan ini mungkin tetap direkomendasikan.

Perawatan sendiri

Bila tonsilitis disebabkan oleh infeksi virus, anda perlu membiarkan virus tersebut hilang sendiri. Proses penyembuhan mungkin akan makan waktu satu atau dua minggu. Selama itu, anda harus menjalani banyak istirahat. Minum minuman hangat, cairan yang menyejukkan—seperti sup, kaldu dan the—dan berkumur dengan air garam yang hangat. Asetaminofen (Tylenol, dan sebagainya) atau ibuprofen (Advil, Motrin, dan sebagainya) dapat membantu mengurangi demam dan mengurangi rasa sakit. Karena adanya risiko Reye’s Syndrom—penyakit yang dapat mengancam jiwa—jangan berikan aspirin pada anak-anak dibawah usia 12 tahun.

Antibiotik

Bila tonsilitis disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, dokter anda akan meresepkan antibiotik. Antibiotik oral biasanya perlu dimakan selama setidaknya 10 hari. Meskipun anda mungkin merasa lebih baik dalam waktu satu atau dua hari, penting untuk diingat bahwa anda harus menghabiskan antibiotik yang diberikan. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya akan menyebabkan infeksi yang anda derita dapat terjadi lagi—yang akan menyebabkan potensi terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Bila uji usap tenggorok yang dijalani anak anda memiliki hasil positif, maka ia perlu menjalani pengobatan dengan antibiotik setidaknya selama 24 jam sebelum diijinkan kembali ke sekolah atau ke tempat penitipannya. Bila anak anda mengalami kesulitan untuk menelan, antibiotik mungkin dapat diberikan melalui suntikan.

Tindakan operasi

Tindakan operasi untuk mengambil amandel (tonsillectomy) jarang sekali dilakukan pada orang dewasa. Pada anak-anak, tindakan operasi mungkin diperlukan bila:

  1. Anak anda mengalami tonsilitis selama tujuh kali atau lebih dalam satu tahun

  2. Anak anda mengalami tonsilitis selama lima kali atau lebih dalam setahun selama dua tahun

  3. Amandel yang membengkak membuat anak anda sulit bernapas atau menelan

  4. Adanya abses pada amandel

Tindakan tonsillectomy biasanya hanya membutuhkan rawat jalan. Artinya anak anda tidak perlu menginap di rumah sakit dan dapat pulang pergi pada hari yang sama saat operasi dilakukan. Meskipun demikian, penyembuhan secara menyeluruh dapat memakan waktu hingga dua minggu.

Setelah operasi, tenggorokan anak anda mungkin akan terasa sakit. Ia mungkin juga akan mengalami rasa sakit di telinga. Dorong anak anda untuk mengulum batu es atau jus buah yang dibekukan, makan eskrim atau shorbet, dan minum cairan dingin. Anda mungkin dapat juga menggunakan alat pelembab di ruang tidur anak anda. Saat anak anda dalam masa penyembuhan, ingatlah bahwa ia akan lebih mudah menderita infeksi daripada sebelumnya. Hindari kerumunan orang dan paparan pada orang-orang yang tengah menderita sakit. Bila anak anda mulai mengalami pendarahan dari mulut, segera laporkan pada dokter.

Tonsilektomi

Tonsilektomi didefinisikan sebagai operasi pengangkatan seluruh tonsil palatina. Tonsiloadenoidektomi adalah pengangkatan tonsil palatina dan jaringan limfoid di nasofaring yang dikenal sebagai adenoid atau tonsil faringeal.

Epidemiologi

Tonsilektomi merupakan prosedur operasi yang praktis dan aman, namun hal ini bukan berarti tonsilektomi merupakan operasi minor karena tetap memerlukan keterampilan dan ketelitian yang tinggi dari operator dalam pelaksanaannya. Di AS karena kekhawatiran komplikasi, tonsilektomi digolongkan pada operasi mayor. Di Indonesia, tonsilektomi digolongkan pada operasi sedang karena durasi operasi pendek dan teknik tidak sulit.

Pada awal tahun 1960 dan 1970-an, telah dilakukan 1 sampai 2 juta tonsilektomi, adenoidektomi atau gabungan keduanya setiap tahunnya di Amerika Serikat. Angka ini menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu dimana pada tahun 1996, diperkirakan 287.000 anak-anak di bawah 15 tahun menjalani tonsilektomi, dengan atau tanpa adenoidektomi. Dari jumlah ini, 248.000 anak (86,4%) menjalani tonsiloadenoidektomi dan 39.000 lainnya (13,6%) menjalani tonsilektomi saja. Tren serupa juga ditemukan di Skotlandia. Sedangkan pada orang dewasa berusia 16 tahun atau lebih, angka tonsilektomi meningkat dari 72 per 100.000 pada tahun 1990 (2.919 operasi) menjadi 78 per 100.000 pada tahun 1996 (3.200 operasi).

Di Indonesia, data nasional mengenai jumlah operasi tonsilektomi atau tonsiloadenoidektomi belum ada. Namun, data yang didapatkan dari RSUPNCM selama 5 tahun terakhir (1999-2003) menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah operasi tonsilektomi. Fenomena ini juga terlihat pada jumlah operasi tonsiloadenoidektomi dengan puncak kenaikan pada tahun kedua (275 kasus) dan terus menurun sampai tahun 2003 (152 kasus). Sedangkan data dari rumah sakit Fatmawati dalam 3 tahun terakhir (2002-2004) menunjukkan kecenderungan kenaikan jumlah operasi tonsilektomi dan penurunan jumlah operasi tonsiloadenoidektomi.

Indikasi tonsilektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsilektomi pada saat ini. Dulu tonsilektomi diindikasikan untuk terapi tonsilitis kronik dan berulang. Saat ini, indikasi yang lebih utama adalah obstruksi saluran napas dan hipertrofi tonsil.

Untuk keadaan emergency seperti adanya obstruksi saluran napas, indikasi tonsilektomi sudah tidak diperdebatkan lagi (indikasi absolut). Namun, indikasi relatif tonsilektomi pada keadaan non emergency dan perlunya batasan usia pada keadaan ini masih menjadi perdebatan. Sebuah kepustakaan menyebutkan bahwa usia tidak menentukan boleh tidaknya dilakukan tonsilektomi.

Indikasi

-Indikasi absolut

-Hipertrofi tonsil yang menyebabkan:

-Obstruksi saluran napas misal pada OSAS (Obstructive Sleep Apnea Syndrome)

-Disfagia berat yang disebabkan obstruksi

-Gangguan tidur

-Gangguan pertumbuhan dentofacial

-Gangguan bicara (hiponasal)

-Komplikasi kardiopulmoner

-Riwayat abses peritonsil.

-Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi terutama untuk hipertrofi tonsil unilateral.

-Tonsilitis kronik atau berulang sebagai fokal infeksi untuk penyakit-penyakit lain.

-Indikasi relatif

-Terjadi 7 episode atau lebih infeksi tonsil pada tahun sebelumnya, atau 5 episode atau lebih infeksi tonsil tiap tahun pada 2 tahun sebelumnya atau 3 episode atau lebih infeksi tonsil tiap tahun pada 3 tahun sebelumnya dengan terapi antibiotik adekuat.

-Kejang demam berulang yang disertai tonsilitis.

-Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis.

-Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus B-hemolitikus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik resisten β-laktamase.

-Operasi tonsilektomi pada anak-anak tidak selalu disertai adenoidektomi, adenoidektomi dilakukan hanya bila ditemukan pembesaran adenoid.

Kontraindikasi

Terdapat beberapa keadaan yang disebutkan sebagai kontraindikasi, namun bila sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap memperhitungkan imbang “manfaat dan risiko”. Keadaan tersebut adalah:

-Gangguan perdarahan

-Risiko anestesi yang besar atau penyakit berat

-Anemia

-Infeksi akut yang berat

Persiapan Operasi

-Anamnesis untuk mendeteksi adanya penyulit

-Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya penyulit

-Pemeriksaan penunjang

-Pemeriksaan darah tepi: Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit

-Pemeriksaan hemostasis: BT/CT dan atau PT/APTT

Teknik Operasi

-Teknik tonsilektomi yang direkomendasikan adalah teknik Guillotine dan teknik Diseksi

-Pelaksanaan operasi dapat dilakukan secara rawat inap atau one day care.

-Dianjurkan untuk melakukan penelitian untuk membandingkan teknik Guillotine dan Diseksi di rumah sakit pendidikan.

-Dianjurkan untuk mengembangkan teknik Diseksi modern khususnya di rumah sakit pendidikan.

Teknik Anastesi

-Anestesi yang digunakan adalah anestesi umum dengan teknik perlindungan jalan nafas.

-Pemantauan ditujukan atas fungsi nafas dan sirkulasi. Pulse oxymeter dianjurkan sebagai alat monitoring.



Faktor penghambat

Berikut ini keadaan-keadaan yang memerlukan pertimbangan khusus dalam melakukan tonsilektomi maupun tonsiloadenoidektomi pada anak dan dewasa:

-Kelainan anatomi:

-Submucosal cleft palate (jika adenoidektomi dilakukan)

-Kelainan maksilofasial dan dentofasial

-Kelainan pada komponen darah:

-Hemoglobin <>

-Hematokrit <>

-Kelainan perdarahan dan pembekuan (Hemofilia)

-Infeksi saluran nafas atas, asma, penyakit paru lain

-Penyakit jantung kongenital dan didapat (MSI)

-Multiple Allergy

-Penyakit lain, seperti:

-Diabetes melitus dan penyulit metabolik lain

-Hipertensi dan penyakit kardiovaskular

-Obesitas, kejang demam, epilepsy


II.5 Pencegahan

Sering cuci tangan adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya berbagai jenis infeksi, termasuk juga tonsilitis. Seringlah cuci tangan anda, dan beri dorongan pada anak-anak anda untuk melakukan hal yang sama.

Bila anda menggunakan sabun dan air:

  1. Basahi tangan anda dengan air hangat yang mengalir dan gunakan sabun cair atau sabun batangan yang bersih. Gosok hingga berbusa.

  2. Gosok dengan kuat selama setidaknya 15 detik. Ajarkan pada anak-anak anda untuk mencuci tangannya selama mereka menyanyi lagu ABS, “Row, Row, Row Your Boat” atau “Selamat ulang tahun” hingga selesai.

  3. Gosok semua permukaan tangan, termasuk bagian belakang tangan, pergelangan tangan, diantara jari-jari dan dibawah kuku jari anda.

  4. Bilas dengan bersih.

  5. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk yang bersih.

  6. Gunakan handuk tersebut untuk mematikan keran air.

Bila sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol. Tuang sekitar ½ sendok teh bahan pembersih tersebut ke tangan anda. Gosok-gosok kedua tangan anda, sehingga cairan pembersih tersebut melumuri permukaan tangan anda, hingga cairan tersebut kering.

Pencegahan lain yang menggunakan logika juga dapat digunakan. Pada saat batuk atau bersin gunakan tisu atau lengan anda. Jangan menggunakan gelas minum dan peralatan makan untuk bersama-sama. Hindari berada dekat dengan orang yang sedang sakit. Cari tempat penitipan anak yang mempraktekkan kebijakan soal kebersihan dan meminta agar anak-anak yang sakit tetap berada di rumah.

Bila anda telah mengalami salh satu gejalanya yaitu sakit tenggorokan maka hal yang dapat anda lakukan untuk merawatnya antara lain :

  1. Minum lebih banyak cairan. Cairan yang hangat—seperti sup, kaldu dan the—adalah pilihan yang baik.

  2. Berkumur dengan air garam yang hangat. Campur ½ sendok the garam dengan 8 ounces (sekitar 30ml) air hangat, kumur-kumur kemudian buang air tersebut.

  3. Gunakan madu dan jeruk. Aduk madu dan jeruk sesuai selera dalam gelas yang berisi air hangat. Biarkan sebentar hingga dinginnya sesuai dengan suhu ruangan sebelum anda minum. Madu akan melapisi dan meringankan tenggorokan anda yang sakit, sedangkan jeruk akan mengurangi lendir yang terjadi. Catatan: Jangan gunakan madu atau sirup jagung dalam minuman untuk anak-anak berusia kurang dari 1 tahun.

  4. Menghisap permen pelega tenggorokan atau permen yang keras. Tindakan ini akan mendorong produksi air liur, yang akan membasahi dan membersihka tenggorokan anda.

  5. Melembabkan udara disekitar anda. Menambah kelembaban udara disekitar anda dapat mengurangi iritasi pada tenggorokan yang anda rasakan dan membuat anda lebih mudah untuk jatuh tertidur. Yakinkan anda mengganti air yang ada pada alat pelembab udara setiap hari dan membersihkan alat tersebut setidaknya setiap tiga hari sekali untuk membantu mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.

  6. Hindari asap rokok dan polutan udara lainnya. Asap rokok dapat meneyebabkan iritasi pada tenggorokan yang sakit.

  7. Istirahatkan suara anda. Berbicara dapat menyebabkan iritasi tenggorokan yang lebih parah dan menyebabkan hilangnya suara anda untuk sementara waktu (laryngitis).

Pikirkan juga soal kesehatan orang-orang disektiar anda. Bila anda merasa tidak enak badan, liburkan diri anda selama beberapa hari untuk menghindari penyebaran kuman yang ada di tubuh anda.

BAB III

SIMPULAN


  1. Saluran nafas atas adalah seluruh jalan dan alat dimana udara lewat

pada beberapa bagian terutama pada bagian atas.

  1. Alat atau saluran pernapasan bawah meliputi hidung, nasofaring, laryng.

  2. Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang

terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok

  1. Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel).

  2. Penatalaksanaan tonsilitis dapat dilakukan dengan perawatan medik dan juga

dengan pembedahan, teknik pembedahan yang terkenal adalah tonsilektomi.


DAFTAR PUSTAKA


Anonymous1. Tonsilitis.2008.(online). http://www.wikipedia.org. Diakses tanggal 22 September 2008.


Anonymous2.RadangAmandel(Tonsilitis).2007. (online). http://www.mayoclinic.com Diakses tanggal 22 September 2008.


Darmawan. Tonsilitis .2007. (online).http://www.multiply.com. Diakses tanggal 22 September 2008.


Snell, Richard, S .1991. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Bagian 2 Edisi 3. Jakarta:Penerbit EGC.


Soepardi, Efiaty Arsyad dkk.1992. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kesehatan:Telinga Hidung Tenggorok Edisi 4. Jakarta:FK UI.


semoga dapat bermanfaat>>>>

Arti Sebuah Persaudaraan



Telah satu minggu sejak peristiwa itu terjadi, hujan deras terjadi pada bulan Desember tepat satu minggu sebelum hari Natal. Daniel dan Tika sedang duduk di beranda kamar Tika di lantai 2. Mereka sedang mengingat-ingat peristiwa yang telah mengubah hidup mereka satu minggu yang lalu, sementara kedua orangtuanya sedang menyiapkan makan malam.

” Kak, apa Kakak masih ingat dengan Jo dan Jenny”, kata Daniel. ” Tentu saja aku masih ingat ”, ujar Tita sambil merankul adiknya. Setelah itu kemudian terdengar teriakan ibunya dari bawah untuk memanggil makan ” Tika, Daniel makan malam sudah siap ayo cepat turun ”. Mereka berdua kemudian segera turun untuk makan malam.

Jo dan Jenny adalah teman baru Tika dan Daniel, namun Jo dan Jenny telah mengajarkan sesuatu yang berharga pada Tika dan Daniel. Cerita ini berawal pada suatu pagi tepatsatu minggu yang lalu. Seperti biasanya Tika dan Daniel bertengkar hebat pagi itu. ” Kak, ayo cepat buatkan sereal untukku, aku sudah lapar nih”, kata Daniel. ” Enak saja ! Tidak Mau ! Kau kan sudah besar, jangan manja ! ” Ujar Tika tidak kalah kerasnya.

Daniel dan Tika memang dikenal suka bertengkar, terkadang pertengkaran itu hanya terjadi gara-gara hal yang sepele. Mereka berdua memang seperti kucing dan anjing. Setelah menghabiskan serealnya Daniel bergegas keluar, ia sudah berjanji pada teman barunyaJo untuk bersama-sama berkeliling kota memasuki semua panti asuhan yang ada untuk mencari kakaknya. Jo dan kakaknya terpisah pada saat banjir menyapu desanya dan menewaskan keduaorangtuanya. Jo kemudian dimasukkan ke panti asuhan dan diadopsi oleh seorang pengusaha kayu.

Setelah Daniel dan Jo pergi, di rumah Tika bel berbunyi. Tika segera pergi membukakan pintu, ternyata Jenny teman sekelasnya. Jenny adalah siswi baru di SMU tempat Tika bersekolah. Jo adalah anak pindahan dari luar kota. Setiap pulang sekolah Jenny selalu pergi entah kemana dan selalu pulang tengah malam dengan wajah lesu. Sebenarnya Tika ingin mengetahui apa yang sebenarnya Jenny lakukan, maka ia mengundangnya ke rumah untuk belajar bersama.

” Ehhm, Jen maaf ya kalau kamu tersinggung, tapi apa aku boleh tahu apa yang kau lakukan selama ini sepulang sekolah”, kata Tika dengan lembut.

” Aaaku. . . . aku tidak bisa mengatakannya”, jawab Jenny tertunduk.

” Tapi kenapa Jen, kita kan sahabat ”, tegas Tika.

” Baiklah sebenarnya aku. . . . .aku mencari adikku”, kata Jenny.

” Adikmu, apa yang terjadi padanya ?” Tanya Tika ingin tahu.

” Maaf aku tidak bisa mengatakannya kepadamu saat ini, tapi maukah kau

membantuku untuk mencarinya ? ” Tanya Jenny

” Tentu saja akukan sahabatmu, ayo kita mulai mencari ! ”

Lalu Jenny dan Tika berangkat dengan naik sepeda. Sementara itu Daniel dan Jo masih terus mencari. Mereka berdua terus melaju dengan sepeda motornya sambil menyapukan matanya di setiap sudut-sudut kota.

Mereka tidak lagi memperhatikan jalan, mereka tidak melihat Tika dan Jenny yang sedang naik sepeda untuk mencari adik Jenny. Tiba-tiba saat melewati jembatan mereka bertabrakan. Jenny terpental dari sepedanya, sementara Jo dan Daniel terus melaju sampai akhirnya keduanya menabrak bagian tepi jembatan dan terjatuh.

” Aduh sakit”, rintih Jenny terdengar dari seberang. Kedua kakinya terluka dan mengeluarkan darah. Ia masih belum dapat bangun. Sementara itu Tika bangkit dan segera menghardik orang yang menabrak mereka.

” Oh jadi kamu ya yang cari gara-gara. Memangnya jalan ini punya nenek moyangmu apa ?” kata Tika.

” Enak saja,kalian tuh yang jalannya merayap kaya bekicot”, balas Daniel tak mau kalah.

Sementara itu, Jo dan Jenny bertatapan. Tanpa memperhatikan lagi luka-luka yang ada di tubuh mereka, keduanya berlari dan berpelukan penuh haru. Ternyata mereka berdua adalah dua saudara yang selama ini terpisah dan saling mencari antara satu dengan yang lainnya. Diiringi dengan hujan rintik-rintik, mereka terus berpelukan erat. Sedangkan Tika dan Daniel saling berpandangan dengan penuh tanda Tanya bercampur dengan rasa malu. Mereka sadar bahwa selama ini, mereka berdua sudah berbuat yang tidak baik antara sesama mereka. Sejak hari itu, mereka berdua berjanji akan menjadi saudara yang baik bagi saudaranya serta menciptakan suasana persaudaran yang akur jauh daripada segala pertengkaran.




PERANAN KETERSEDIAAN UNSUR HARA PADA MEDIA TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN
KACANG HIJAU


PENDAHULUANLatar Belakang


Setiap organisme akan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan , tak terkecuali tumbuhan. Pada tumbuhan agar dapat tumbuh dan berkembang, tumbuhan memerlukan beberapa faktor penunjang diantaranya yaitu media tumbuh, unsur hara, air, cahaya matahari, dan sebagainya. Namun adakalanya beberapa faktor penunjang pertumbuhan dan perkembangan tersebut kurang mencukupi apa yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut, sehingga proses pertumbuhan dan perkembangannya menjadi terganggu bahkan terhenti sama sekali.

Pada jenis tumbuhan tertentu seperti kacang hijau juga terdapat beberapa faktor penunjang dan pada laporan kami ini, kami ingin mengangkat salah satunya yaitu media tumbuh dan unsure hara yang terkandung didalamnya. Melalui kedua faktor tersebut kita dapat mengetahui skala pertumbuhan dari kacang hijau tersebut hingga menjadi kecambah akibat pengaruh dari kedua faktor tersebut. Agar dapat terus tumbuh dan berkembang kacang hijau seperti tumbuhan pada umumnya melakukan aktivitas –aktivitas hidup dengan menyerap unsur-unsur hara, mineral dan air dari dalam tanah.Melalui penyerapan unsur hara, air, dan mineral tumbuhan dapat memperoleh berbagai zat yang diperlukan dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya.


Identifikasi Masalah

Pada saat ini persediaan unsur hara, mineral dan air yang terkandung didalam tanah dari hari ke hari semakin menipis, hal ini mengakibatkan proses perkembangan pada tumbuhan menjadi terganggu atau bahkan terhenti sama sekali

Pada proses perkecambahan kacang hijau dapat diketahui bahwa kacang hijau yang disemai di tanah akan lebih cepat tumbuh jika dibandingkan dengan kecepatan perkecambahan kacang hijau pada media tumbuh lainnya. Adapun yang menjadi permasalahan disini adalah bagaimana membandingkan kecepatan keduanya melalui sebuah skala / patokan pengukuran dan membuktikan kebenaran dari peranan ketersediaan unsur hara pada media tumbuh terhadap perkecambahan kacang hijau, dengan variabel bebasnya adalah unsur hara pada media tumbuh, sedangkan variabel terikatnya perkecambahan kacang hijau dan variabel kontrolnya adalah sinar matahari, suhu, air atau kelembapan.


Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ilmiah ini yaitu :

  1. Membandingkan kecepatan perkecambahan kacang hijau yang disemai di tanah dan yang disemai di media tumbuh lainnya seperti kapas.

  2. Membuktikan pentingnya peranan unsur hara, mineral, dan air pada media tumbuh terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau.


Kegunaan Penelitian

Membuktikan pentingnya peranan unsur hara, mineral, dan air pada media tumbuh terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau.

Kerangka Berpikir

Menurut buku “Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran” karangan Aksi Agraris Kanisius (AAK), tumbuhan seperti kacang hijau sangat bergantung kepada beberapa faktor penunjang yang sebagian kecil bersifat terbatas dan dapat habis, seperti unsur hara dan mineral lainnya. Melalui penyerapan unsur hara dan mineral dari dalam tanah maupun media tumbuh lainnya, tumbuhan seperti kacang hijau dapat memperoleh zat –zat yang diperlukan, kemudian mengolahnya menjadi bahan – bahan yang berguna bagi kelangsungan proses perkecambahan hingga menjadi tumbuhan baru.

Dewasa ini unsur- unsur hara dan mineral yang diperlukan oleh tumbuhan seperti kacang hijau semakin menipis, sedangkan permintaaan akan kebutuhan pokok seperti makanan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Betapa pentingnya peranan peranan unsur- unsur hara dan mineral tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan seperti kacang hijau, sedangkan di lain pihak jumlahnya sangat terbatas bahkan terus menurun. Peranan unsur-unsur hara dan mineral inilah yang kemudian ingin kami buktikan melalui penelitian pada perkecambahan kacang hijau ini.


HIPOTESIS

Berdasarkan pengkajian fakta- fakta yang menyusun kerangka berpikir yang telah dibuat maka dapat ditarik hipotesis yaitu kacang hijau sangat memerlukan unsur-unsur hara dan mineral yang mencukupi pada media tumbuh tempatnya berkecambah. Ketersediaan unsur-unsur hara dan mineral – mineral akan mempengaruhi proses perkecambahan kacang hijau

Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu meliputi deskriptif jenis pertambahan panjang akar dan pertambahan jumlah dan


Tabel pertumbuhan kecambah kacang hijau

Umur (hari)

Panjang akar (cm)

Jumlah daun (helai)

0 hari

-

-

1 hari

0,5 cm

-

2 hari

1 cm

1

3 hari

1,5 cm

1



inilah hasil penelitian yg dilakukan oleh lima orang sahabat di jaman SMU, semoga bisa bermanfaat untuk semua,,,selamat bereksperimen ilmuwan muda